Selasa, 02 Agustus 2016

Amnesti Pajak

Amnesti pajak adalah program pengampunan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak meliputi penghapusan pajak terutang, penghapusan sanksi administrasi perpajakan, serta penghapusan sanksi pidana di bidang perpajakan atas harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan dalam SPT, dengan cara melunasi seluruh tunggakan pajak yang dimiliki dan membayar uang tebusan.

Yang dapat memanfaatkan kebijakan amnesti pajak adalah:

  1. Wajib Pajak Orang Pribadi
  2. Wajib Pajak Badan
  3. Wajib Pajak yang bergerak di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengan (UMKM)
  4. Orang Pribadi atau Badan yang belum menjadi Wajib Pajak


Penanda tangan di Surat Pernyataan:


  1. Wajib Pajak orang pribadi;
  2. pemimpin tertinggi berdasarkan akta pendirian badan atau dokumen lain yang dipersamakan, bagi Wajib Pajak badan; atau
  3. penerima kuasa, dalam hal pemimpin tertinggi sebagaimana dimaksud pada huruf b berhalangan.


Persyaratan Wajib Pajak yang dapat memanfaatkan Amnesti Pajak

1. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
2. membayar Uang Tebusan;
3. melunasi seluruh Tunggakan Pajak;
4. melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau melunasi pajak yang seharusnya tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan dan/atau penyidikan;
5. menyampaikan SPT PPh Terakhir bagi Wajib Pajak yang telah memiliki kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; dan

6. mencabut permohonan:

  • pengembalian kelebihan pembayaran pajak;
  • pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dalam Surat Ketetapan Pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak yang di dalamnya terdapat pokok pajak yang terutang;
  • pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar;
  • keberatan;
  • pembetulan atas surat ketetapan pajak dan surat keputusan;
  • banding;
  • gugatan; dan/atau
  • peninjauan kembali, dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan permohonan dan belum diterbitkan surat keputusan atau putusan.
Amnesti Pajak berlaku sejak disahkan hingga 31 Maret 2017, dan terbagi kedalam 3 (tiga) periode, yaitu:

  1. Periode I: Dari tanggal diundangkan s.d 30 September 2016
  2. Periode II: Dari tanggal 1 Oktober 2016 s.d 31 Desember 2016
  3. Periode III: Dari tanggal 1 Januari 2017 s.d 31 Maret 2017
Kebijakan Amnesti Pajak adalah terobosan kebijakan yang didorong oleh semakin kecilnya kemungkinan untuk menyembunyikan kekayaan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia karena semakin transparannya sektor keuangan global dan meningkatnya intensitas pertukaran informasi antarnegara. Kebijakan Amnesti Pajak juga tidak akan diberikan secara berkala. Setidaknya, hingga beberapa puluh tahun ke depan, kebijakan Amnesti Pajak tidak akan diberikan lagi.

Kebijakan Amnesti Pajak, dalam penjelasan umum Undang-Undang Pengampunan Pajak, hendak diikuti dengan kebijakan lain seperti penegakan hukum yang lebih tegas dan penyempurnaan Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan, Undang-Undang tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta kebijakan strategis lain di bidang perpajakan dan perbankan sehingga membuat ketidakpatuhan Wajib Pajak akan tergerus di kemudian hari melalui basis data kuat yang dihasilkan oleh pelaksanaan Undang-Undang ini.

Ikut serta dalam Amnesti Pajak juga membantu Pemerintah mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan Harta, yang antara lain akan berdampak terhadap peningkatan likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar Rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan investasi; merupakan bagian dari reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan yang lebih valid, komprehensif, dan terintegrasi; dan meningkatkan penerimaan pajak, yang antara lain akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan.

Ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau tempat lain yang ditentukan oleh Menteri dengan membawa Surat Pernyataan.

Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau tempat lain yang ditentukan oleh Menteri juga tempat awal yang harus dituju untuk meminta penjelasan mengenai pengisian dan pemenuhan kelengkapan dokumen yang harus dilampirkan dalam Surat Pernyataan




Sumber : http://www.pajak.go.id/amnestipajak



PT. SEMEN INDONESIA Tbk. BUMN PERTAMA DENGAN STATUS MULTI NATIONAL CORPORATION


Tanggal 18 Desember 2012 adalah momentum bersejarah ketika Perseroan melakukan penandatanganan transaksi final akuisisi 70 persen saham Thang Long Cement, perusahaan semen terkemuka Vietnam yang memiliki kapasitas produksi 2,3 juta ton/tahun. Akuisisi Thang Long Cement Company ini sekaligus menjadikan Perseroan sebagai BUMN pertama yang berstatus multi national corporation. Sekaligus mengukuhkan posisi Perseroan sebagai perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas sampai tahun 2013 sebesar 30 juta ton per tahun?

Menyelesaikan pembangunan  unit pabrik semen
Akuisisi Thang Long Cement Joint stock Company (TLCC), di Vietnam.
Menjadi Strategic Holding Company dan merubah nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

1. Visi PT. SEMEN INDONESIA Tbk.

PT Semen Indonesia (Persero)Tbk genap berusia dua tahun pada 7 Januari 2015. Peringatan hari jadi ditandai dengan upacara bendera di halaman kantor lama PT Semen Gresik, yang dihadiri seluruh karyawan dan jajaran direksi PT Semen Indonesia dan anak usaha. Dua tahun perjalanan kinerja PT Semen Indonesia telah mengokohkan diri sebagai perusahaan BUMN Multinasional pertama, setelah sukses melakukan akuisisi 70 persen saham Thang Long Cement Company (TLCC) di Vietnam.
Status perusahaan multinasional membuat perusahaan pelat merah ini terus berbenah. Terbaru perusahaan holding dari PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, dan TLCC ini melakukan perubahan visi perusahaan.

Visi perusahaan yang sebelumnya “Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara” dinilai sudah tidak relevan paska ekspansi yang dilakukan manajemen dengan akuisisi TLCC.

Untuk menjadi pelecut semangat, visi baru yang lebih menantang pun ditetapkan menggantikan visi yang lama. “Menjadi perusahaan persemenan internasional yang terkemuka di Asia Tenggara”, tidak lagi bicara regional Asia Tenggara, namun dalam visi yang lebih dikenal dengan visi 2030 ini mendorong perusahaan untuk Berjaya di tingkat dunia.

Visi 2030 ini telah disahkan Dewan Komisaris pada 25 Oktober 2014, update visi ini sekaligus mengukuhkan cita-cita perseroan untuk menjadi leading international perusahaan semen. 

Untuk mewujudkan cita-cita dalam visi 2030 ini, manajemen menetapkan delapan bisnis cluster yang meliputi cluster semen, energy, concreate, trading, logistic, row material, infrastruktur, teknologi dan financial. Khusus bidang energi manajemen memberikan perhatian serius adanya ancaman shortage pasokan listrik dari PLN. Mengantisipasi ancaman tersebut, manajemen Semen Indonesia akan mengkaji untuk membangun pembangkit listrik sendiri yang sekaligus menjadi competitive advantage perusahaan dalam memenangkan persaingan melalui efisiensi biaya listrik.

Ke depan setiap pembangunan pabrik baru akan dilengkapi dengan pembangkit listrik sendiri. Selain delapan bisnis cluster tersebut, kompetensi sumberdaya manusia menjadi pilar utama dalam mendorong pertumbuhan perusahaan untuk mencapai cita-cita perseroan menjadi perusahaan internasional.

Untuk meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia tersebut, menurutnya dapat dilakukan dengan memaksimalkan Semen Indonesia Center of the Champs (SICC) yang merupakan wadah peningkatan kompetensi dan kapasitas sumberdaya manusia. Sementara untuk memperkaya pengalaman dan mempercepat peningkatan kompetensi, perusahaan akan melakukan penempatan dan penugasan pada karyawan di berbagai bidang bisnis dan wilayah operasi yang menyebar di berbagai tempat.

2. Misi PT. SEMEN INDONESIA Tbk.

Misi PT. SEMEN INDONESIA Tbk. Adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan usaha persemenan dan industri terkait yang berorientasikan kepuasan konsumen.
b. Mewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan keunggulan daya saing dan sinergi untuk meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.
c. Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
d. Memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan (stakeholders).
e. Membangun kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia.

Sejalan dengan visi dan misi perusahaan, Perseroan berkomitmen untuk menjadikan GCG sebagai budaya dalam mengelola perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Perseroan menetapkan misi GCG sebagai berikut:

a. Mewujudkan tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan.
b. Mewujudkan pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi.
c. Mewujudkan seluruh organ perusahaan dalam pengambilan keputusan senantiasa dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

3. Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation EFE PT. SEMEN INDONESIA Tbk.
Untuk mengevaluasi hasil analisa lingkungan internal PT Semen  Indonesia  Tbk.,  maka  peneliti  akan  membangun matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix).
   

4. Strategi Matrik SWOT PT. SEMEN INDONESIA Tbk.

Matriks SWOT merupakan alat analisa yang penting untuk membantu manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi : strategi kekuatan-peluang (SO) strategi kelemahan peluang (WO), strategi kekuatan-ancaman (ST), dan strategi kelemahan-ancaman (WT).


a. Strengths (S)
1) Mempunyai kapasitas pinjaman dan revenue yang memadai (S1)
2) Sistem pembagian kerja serta aktivitas bisnis dilakukan secara formal (S2)
3) Mempunyai mesin yang canggih dan kapasitas produksi besar (S3)
4) Mempunyai merek dagang, hak paten, hak cipta, serta rahasia dagang yang baik (S4)
5) SDM memadai dan mempunyai kemampuan bekerja yang baik (S5)
6) Perusahaan sering melakukan inovasi (S6)
7) Memiliki area tambang sebagai cadangan bahan baku (S7)
8) Reputasi perusahaan di mata pembeli dan pemasok baik (S8)
9) Hubungan dengan pihak luar terjalin secara efektif dan efisien (S9)
10) Memiliki jangkauan distribusi perusahaan yang luas (S10)

b. Weaknesses (W)
1) Proses packing dapat meningkatkan biaya karena dilakukan di tiap packing plant (W1)
2) Pemasaran dilakukan lewat media dan program pemasaran hanya dilakukan beberapa kali dalam setahun (W2)
3) Layanan kepada pembeli kurang sehingga pembeli terkadang masih bingung dalam memilih produk (W3)
4) Kebijakan penetapan harga tidak sama di tiap wilayah (W4)
5) Produk dikenal terutama oleh pembeli dari wilayah setempat (W5)

c. Opportunities (O)
1) Ketidakmudahan ntuk masuk ke saluiran distribusi (O1)
2) Diferensiasi produk semen yang beragam (O2)
3) Dominasi pemasok bahan baku industri semen rendah (O3)
4) Pemasok bahan baku sulit menjual langsung ke pembeli (O4)
5) Pembeli sulit untuk memproduksi semen sendiri (O5)
6) Biaya peralihan besar bagi pembeli untuk beralih ke produk pengganti (O6)
7) Kecondongan pembeli terhadap produk pengganti rendah (O7)

d. Threats (T)
1) Tidak ada penghalang masuk dan ada penghalang keluar dari industri (T1)
2) Pembeli dapat memilih produk semen yang sesuai dengan kebutuhannya (T2)
3) Persaingan di industri semen ketat (T3)
4) Biaya tetap tinggi (T4)
5) Pesaing memiliki karakteristik produk yang unggul(T5)
6) Pesaing memiliki strategi berbedabeda dalam berkompetisi (T6)

e. SO Strategies
1) Meningkatkan keefisienan dan keefektifitasan SDM (S2, S5,O4)
2) Terus meningkatkan kualitas produk dengan melakukan inovasi (S6,O2)
3) Memaksimalkan distribusi produk hingga ke pelosok Indonesia agar masyarakat tidak beralih ke produk pengganti (S10,O6,O7)

f. WO Strategies
1) Memperbesar wilayah pemasaran dengan membuka kantor pemasaran baru dan mengadakan event di wilayah baru (W2,O4)
2) Memberi fasilitas yang baik kepada pembeli seperti membuka gerai konsultasi (W3,O2)
3) Meningkatkan promosi bagi pembeli di seluruh Indonesia (W5,O5)

g. ST Strategies
1) Meningkatkan inovasi dalam bahan baku dan menjaga kapasitas perusahaan agar sesuai dengan kebutuhan pembeli (S3,S6,T5)
2) Menjaga kepercayaan di mata pemasok, pembeli, maupun pihak luar (S4,T1,T3)
3) Menjaga reputasi dan hubungan yang baik dengan pembeli dan pemasok (S7,T2)

h. WT Strategies
1) - Mengurangi biaya dalam packing produk dengan memaksimalkan proses produksi di pabrik utama (W1,T4)
2) Menetapkan kebijakan harga produk yang sama bagi masingmasing daerah (W4,T6)


5. Posisi Kuadran IFE-EFE, Matrik dan Interprestasikan Hasil PT. SEMEN INDONESIA Tbk.

Strategi Matriks Internal-Eksternal Dari hasil penganalisaan lingkungan, didapatkan data bahwa skor bobot total dari matriks EFE sebesar 3.12 yang menunjukkan posisi eksternal kuat dan skor bobot total dari matriks IFE sebesar 3.09 yang menunjukkan posisi internal kuat. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa PT Semen Indonesia Tbk. berada dalam kuadran I yang dapat digolongkan dalam kuadran yang tumbuh dan membangun (grow and build).

PT Semen Indonesia Tbk. berada dalam kuadran I yang berarti strategi yang digunakan dapat berupa strategi integratif dan strategi intensif. Untuk strategi integratif, peneliti memilih integrasi horisontal yang mengupayakan kepemilikan lebih besar atas pesaing. Sedangkan untuk strategi intensif, peneliti memilih penetrasi pasar yang mengupayakan peningkatan pangsa pasar produk yang ada di pasar saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar serta pengembangan produk yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk yang ada saat ini. Adapun rincian strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 

1. Integrasi horisontal (horizontal integration) 

Berdasarkan Laporan Tahunan Semen Indonesia 2013, diperoleh data bahwa industri semen merupakan industri berkembang di mana PT Semen Indonesia Tbk. saat ini menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 43.9% dan dari matriks SWOT juga didapatkan kesimpulan bahwa intensitas persaingan dalam industri tergolong tinggi sehingga perusahaan sebaiknya menerapkan strategi integrasi horisontal yang mengupayakan kepemilikan yang lebih besar atas pesaing. Strategi ini dapat dilakukan dengan akuisisi serta memperbanyak jenis produk dan layanan bagi pembeli. Akuisisi terjadi ketika sebuah organisasi besar membeli suatu perusahaan yang lebih kecil. PT Semen Indonesia Tbk. sendiri telah menerapkan strategi ini yaitu dengan mengakuisisi perusahaan semen asal Vietnam, yaitu Thang Long Cement Company (TLCC). Usaha perusahaan dalam ekspansi hingga ke luar negeri guna melebarkan operasional ini menjadi satu landasan untuk meningkatkan kapasitas terpasang perseroan. Strategi selanjutnya adalah terus memperluas pasar regional di Vietnam sehingga apabila memungkinkan perusahaan dapat menjadi pemimpin pasar di negara tersebut. 

Selain itu, pembangunan grinding plant di Banten dengan memanfaatkan groundblast furnace slag yang dihasilkan oleh PT Krakatau Semen Indonesia yang merupakan perusahaan patungan yang dibentuk oleh PT Semen Indonesia Tbk. dan PT Krakatau Steel Tbk. juga merupakan langkah awal yang tepat bagi perusahaan untuk membangun posisi kompetitifnya agar lebih baik dibandingkan pesaingnya. Jenis produk yang bervariatif dan disesuaikan dengan kebutuhan pembeli dapat meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dibandingkan dengan pesaing. Pembeli juga sangat mengutamakan keuntungan yang didapatnya melalui semen yang dijual, maka dari itu selain memperbanyak jenis produk perusahaan juga harus meningkatkan layanan bagi pembeli, seperti promosi, program pemasaran, dan gerai konsultasi bagi pembeli agar dapat meningkatkan awareness bagi penduduk di luar wilayah setempat dan dapat memberi masukan bagi pembeli terhadap jenis dan kegunaan dari masing-masing produk semen yang dihasilkan. 

2. Penetrasi pasar (market penetration) 

Jika dilihat dari matriks SWOT maka perusahaan sebaiknya melakukan promosi dengan cara memperbesar wilayah pemasaran sehingga produk dapat dijangkau hingga ke pelosok Indonesia. Maka dari itu, strategi penetrasi pasar ini sesuai untuk diterapkan pada PT Semen Indonesia Tbk. Strategi ini dapat dilakukan dengan pemberian layanan yang baik serta perluasan jangkauan distribusi. 

Sesuai dengan hasil matriks SWOT, layanan kepada pembeli menjadi salah satu strategi yang sesuai untuk dilakukan oleh perusahaan. Layanan yang dapat diberikan kepada pembeli mencakup memperbesar wilayah pemasaran dan memperbanyak program seperti event khusus agar pembeli semakin aware dengan kehadiran PT Semen Indonesia Tbk. Selain itu, fasilitas seperti gerai konsultasi juga sangat dibutuhkan bagi pembeli untuk mengetahui jenis produk semen yang tersedia beserta kegunaanya yang sesuai dengan kebutuhan pembeli. Dengan memberikan layanan yang memadai bagi pembeli maka perusahaan menjadi lebih lekat di hati pembeli. 

Dari data yang diperoleh melalui matriks SWOT pada kekuatan dan peluang, yaitu pentingnya jangkauan distribusi yang luas dan masih tersedianya produk pengganti yang memiliki kinerja harga lebih terjangkau, maka dari itu PT Semen Indonesia Tbk. sebaiknya terus memperluas jangkauan hingga ke pelosok-pelosok negeri. Meskipun kecondongan pembeli terhadap produk pengganti masih rendah, namun masyarakat yang masih tinggal di pelosok mungkin masih mengkonsumsi produk pengganti tersebut. 

Oleh karena itu, dengan fasilitas pemasaran yang tersedia dan jangkauan distribusi yang luas diharapkan dapat menjadi langkah kompetitif perusahaan untuk mensosialisasikan produk semen ke seluruh lapisan masyarakat. 

3. Pengembangan produk (product development) 

Jika dilihat dari matriks SWOT maka perusahaan sebaiknya melakukan diferensiasi produk agar memiliki karakteristik produk yang unik dibandingkan pesaing. Strategi ini juga sesuai karena dari sisi pembeli juga memiliki kebutuhan yang beragam dan pembeli berkontribusi bagi pendapatan perusahaan. Maka dari itu, strategi pengembangan produk ini sesuai untuk diterapkan pada PT Semen Indonesia Tbk. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk dengan bahan baku yang baik, memperbanyak jenis dari produk semen yang dihasilkan, serta meningkatkan inovasi pada mesin perusahaan. 

Dari Laporan Tahunan 2013 didapatkan data bahwa PT Semen Indonesia Tbk. merupakan pemimpin pangsa pasar industri semen di Indonesia, dan hal ini membuatnya menjadi salah satu perusahaan yang menjadi sasaran pemasok untuk men-supply bahan baku perusahaan. Maka dari itu, hal ini akan menjadi salah satu keunggulan bagi mereka di mana mereka dapat menerapkan sistem tender bagi pemasok dengan kualitas bahan baku yang baik dan kualitas yang terjangkau. Dengan penambahan bahan baku semen yang baik, seperti He (untuk melembutkan hasil akhir semen), diharapkan perusahaan dapat meningkatkan kualitas produknya sehingga dapat memperkuat posisi kompetitif perusahaan. 

Dari matriks SWOT didapatkan didapatkan data bahwa kekuatan tawar menawar pembeli di industri semen tergolong sedang, di mana salah satu indikator yang mempengaruhinya adalah kebutuhan pembeli yang beragam. 

Oleh karena itu, semakin banyak produk semen yang dihasilkan dengan keunggulan dan karakteristik unik yang membedakannya dari produk pesaing maka akan semakin banyak pembeli yang memandang perbedaan tersebut sebagai sesuatu yang bernilai positif bagi keuntungan yang didapat. Mesin perusahaan sangat menunjang aktivitas produksi semen sehingga harus terus ditingkatkan agar membawa benefit yang baik bagi perusahaan. Dengan meningkatkan inovasi dalam mesin seperti penyesuaian kapasitas terpasang dan kapasitas terpakai dengan kebutuhan pembeli, diharapkan perusahaan dapat mensinergikan antara volume produksi dan penjualan semen pada pembeli sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan dalam produksi semen perusahaan. Hal ini juga sejalan dengan strategi yang dilakukan oleh PT Semen Indonesia Tbk. yang terus berusaha meningkatkan inovasi yang dilakukan pada mesin perusahaan.



Jumat, 29 Juli 2016

Akuntansi Pajak: Audit Internal

Akuntansi Pajak: Audit Internal: 1. Pengertian Audit Internal Definisi audit internal menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor...

UDAH WAKTUNYA LO NGERTI TENTANG SHARING ECONOMY

by Raisa Nabila

Siapa yang dulu pernah baca artikel Ziliun tentang sharing economy? Kalau belum baca dulu deh, karena kalau ngomongin masa depan, gak lengkap kalo gak ngomongin ini. Apa sih sharing economy? Gak ada definisi ilmiahnya sih, tapi Ziliun paling suka penjelasan dari The Financial Times: sharing economy adalah a disruptive economic form that unleashes new sources of supply atau kalau terjemahannya, suatu bentuk ekonomi yang disruptif yang melepaskan sumber-sumber suplai baru. Sumber-sumber suplai apa? Banyak. Misalnya AirBnb, salah satu startup yang membentuk sharing economy, jadi disruptif dengan cara melepaskan sumber-sumber suplai akomodasi non-hotel seperti apartemen, rumah, dan villa. Yang dulunya suplai akomodasi terbatas hanya dari para pemilik hotel dan sejenisnya, sekarang masyarakat biasa yang kebetulan punya kamar gak terpakai di rumah atau apartemennya, bisa menyuplai ruangan ini lewat AirBnB.
Gak cuma akomodasi, transportasi juga bisa punya sumber suplai yang baru. Dulu, suplai taksi terbatas ke jumlah taksi yang disediain perusahaan taksi aja. Sekarang, karena adaya UberLyft, dan lain-lain, siapapun yang punya mobil bisa kasih tumpangan ke orang lain. Asal gak takut aja semobil sama stranger, konsep ini sangat mensejahterakan banyak orang!
Kalau di Indonesia, gimana? Ada juga startup asli Indonesia yang pake konsep sharing economy, yaitu GO-Jek. Yang tinggal di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali pasti pernah atau sering lihat para ojek dengan jaket dan helm hijau cerah yang khas. Gak cuma tukang ojek yang bisa ngojek, tapi juga siapapun yang punya sepeda motor dan butuh penghasilan tambahan, bisa nyambi jadi Ojek memanfaatkan aplikasi GO-Jek.
Banyak banget kontroversi seputar para startup yang tergabung dalam sharing economy. Terakhir di Perancis, supir-supir taksi konvensional pada ngebakar Uber, karena penghasilan mereka terancam akibat adanya Uber. Hotel-hotel juga bilang pendapatan mereka menurun gara-gara ada AirBnB. Terus, udah denger kan berita tentang abang GO-Jek yang di-bully sama tukang ojek pangkalan?
Innovation comes with a price. Emang gak mungkin menerapkan suatu inovasi baru dan berharap jalannya mulus-mulus aja. Sesuatu yang bener-bener baru otomatis belum punya regulasi yang mengatur, jadinya pemerintah juga kelabakan. Belum lagi kompetitor yang udah puluhan tahun berjaya mendominasi pasar, terus di-disrupt sama sharing economy, lalu kemudian mulai anarki, kayak kejadian di Perancis itu.
Padahal, sharing economy punya efek yang bagus buat perekonomian. Sesimpel kalau dulu hanya perusahaan taksi besar yang bisa meraup keuntungan, sekarang masyarakat biasa juga bisa. Sesuatu yang disruptif kayak gini menghasilkan lebih banyak wirausaha kecil independen, dan bikin mereka jadi berdaya.
Di kuliah Business Law gue dulu sih, ada suatu konsep (yang gue lupa namanya) bahwa hukum harusnya mengikuti ekonomi. Jadi semuanya tetep harus ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Kalau memang sharing economy membuat sejahtera dan meminimalisir dominasi kapitalisme, kenapa gak? Mari kita doa sama-sama.

Sumber Artikel : http://www.ziliun.com/

Minggu, 29 Mei 2016

Jurnal Beban Gaji

Beban gaji adalah kewajiban dari setiap perusahaan yang akan dibayarkan kepada setiap karyawan yang berkerja di perusahaan tersebut. Setiap transaksi wajib dilakukan pencatatan akuntansi, dan berikut adalah contoh soal dan jawaban untuk beban gaji adalah sebagai berikut :

PT. X adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dan periode penggajiannya adalah setiap tanggal 1. Maka setiap pencatatan wajib dilakukan jurnal penyesuaian.

1. Pada tgl tutup buku 31 Maret dilaporkan jumlah gaji yang akan dibayar perusahaan adalah 5.000.000

2. Pada tanggal 1 April dilakukan pembayaran gaji dengan payroll bank. Sebesar Rp. 5.000.000

Jadi Jurnalnya adalah sebgai berikut :

Jawaban No. 1

Beban Gaji     5.000.000 (D)
   Utang Gaji                            5.000.000(K)


Jawaban No. 2

Utang Gaji    5.000.000 (D)
    Bank                                     5.000.000 (K)

Berikut adalah jurnal Beban gaji, semoga bermanfaat...


Jumat, 20 November 2015

Pertanyaan dan Jawaban Sesi Presentasi Kelompok 4



A.    Pertanyaan dari kelompok 2 Bapak M. Firmansyah
1.      Seberapa penting informasi untuk analisis pekerjaan ?
Jawab : Penting
2.      Langkah apa yang dilakukan jika ada human error ?
Jawab : yaitu dengan melakukan evaluasi secara berkala untuk meminimalisir terjadinya human error
B.     Pertanyaan dari kelompok 1 Bapak Dede
1.      Apakah konsep tertentu dari analisis pekerjaan, pengukuran kinerja dan penilaian kinerja ?
Jawab : gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Pada masing-masing analisis, penilaian dan pengukuran kinerja
2.      Peran dari masing-masing komponen ?
Jawab : perannya banyak, analisis pekerjaan beroeran sebagai awal penentuan suatu gagasan awal dalam pelaksanaan, penilaian kinerja berperan sebagai suatu kunci dalam menentukan keputusan dan pengukuran kinerja sebagai acuan kinerja sebagai tolak ukur.
C.     Pertanyaan dari kelompok 3 Ibu Sam cay
1.      Komponen manakah yang paling penting dari ketiga komponen analisis perkerjaan jika dipergunakan untuk karyawan yang sudah loyal pada perusahaan ?
Jawab : ada tiga komponen, jadi semua komponen sangat penting karena berkaitan semua, jika karyawan sudah menguasai job desc, dan sudah memenuhi spesifikasi maka harusnya sudah dilakukan evaluasi yang berkala. Dengan melakukan promosi atau demosi karyawan sesuai dengan hasil dari pengukuran dan penilaian kinerja yang disesuaikan dengan evaluasi kinerja.
D.    Pertanyaan dari kelompok 5 Ibu Yunita
1.      Kalau dari segi perusahaan untuk pemilihan karyawan dipilih karyawan yang pengalaman tapi tidak bagus di test, atau fress graduate tapi bagus di test ?
Jawab : Yang diambil adalah karyawan yang pengalaman dan dengan hasil test yang baik. Tetapi disesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan. Jika perusahaan membutuhkan karyawan yang baru dengan budget minimal maka lebih baiknya diterima fresh graduate tetapi lulus dalam test.



Terima Kasih


Analisis Pekerjaan



Analisis pekerjaan adalah hal yang sangat penting bagi suatu organisasi, karena berbagai tindakan dalam pengelolaan sumber daya manusia tergantung pada informasi tentang analisis pekerjaan yang dilakukan. Teori manajemen sumber daya manusia memberi petunjuk bahwa ada paling sedikit sepuluh kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang penyelenggaraannya dengan baik didasarkan pada informasi ananisis pekerjaan yang berhasil dikumpulkan dan diolah.  Informasi analisis pekerjaan yang baik yaitu meliputi:
a.       Analisis pekerjaan harus dapat memberikan gambaran tentang tantangan yang bersumber dari lingkungan yang mempengaruhi pekerjaan para pekerja dalam organisasi.
b.      Analisis pekerjaan harus dapat menghilangkan persyaratan pekerjaan yang sebenarnya tidak diperlukan karena didasarkan pada pemikiran yang diskriminatif.
c.       Analisis pekerjaan harus juga mampu menemukan unsur-unsur pekerjaan yang mendorong atau menghambat mutu kekaryaan para anggota organisasi.
d.      Analisis pekerjaan harus dapat merencanakan ketenagakerjaan untuk masa depan.
e.       Analisis pekerjaan harus mampu mencocokkan lamaran yang masuk dengan lowongan yang tersedia.
f.       Analisis pekerjaan harus mampu membantu dalam menentukan kebijaksanaan dan program pelatihan.
g.      Analis pekerjaan harus bisa menyusun rencana pengembangan potensi para pekerja.
h.      Analisis pekerjaan harus dapat menentukan standar prestasi kerja yang realistik.
i.        Analisis pekerjaan harus dapat menempatkan para pegawai agar benar-benar sesuai dengan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang dimilikinya.
j.        Analisis pekerjaan juga harus dapat merumuskan dan menentukan sistem serta tingkat imbalan yang adil dan tepat.


Pengumpulan informasi tentang analisis pekerjaan juga tidak boleh lepas kaitannya dengan upaya mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Berdasarkan hal itu, ada tiga jenis kegiatan pengumpulan informasi yang perlu dilakukan yaitu; mengidentifikasikan berbagai pekerjaan yang hendak dianalisis, menyusun kuesioner sebagai instrumen pengumpulan informasi dan pengumpulan informasi itu sendiri. Paling sedikit berbagai teknik tersebut harus mampu memberikan sumbangan nyata dalam menentukan penyusunan uraian pekerjaan, merumuskan spesifikasi pekerjaan, menetapkan standar prestasi kerja dan menciptakan sistem informasi sumber daya manusia .
Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (Gary, 2004:70) disebtkan bahwa penyelia atau spesialis SDM mengumpulkan beberapa informasi berikut melalui analisis pekerjaan:
1.      aktivitas pekerjaan
2.      perilaku manusia
3.      mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan
4.      standar prestasi
5.      konteks pekerjaan
6.      persyaratan manusia
1.      Langkah-langkah Utama dalam Analisis Pekerjaan
Dalam analisis pekerjaan terdapat dua langkah utama yang harus dilakukan yaitu:
a.       penentuan tugas-tugas utama, kegiatan-kegiatan, perilaku-perilaku, atau kewajiban-kewajiban yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan.
b.      Penetapan pengetahuan (knowlwdge), kemampuan-kemampuan (skills), dan beberapa karakteristik lainnya (faktor-faktor kepribadian, sikap, ketangkasan, atau karakteristik fisik dan mental yang diperlukan bagi pekerjaan) yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-tugas.
Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa hasil analisis pekerjaan umumnya berupa; deskripsi pekerjaan yang berkaitan dengan isi (content) dan lingkup (scope) serta klasifikasi pekerjaan. Deskripsi pekerjaan adalah sebuah daftar tertulis yang mendeskripsikan aktifitas dan tanggung jawab dari pekerjaan, juga kondisi pekerjaan  dan bahaya darinya. Klasifikasi pekerjaan merupakan proses pengkategorisasian kedudukan sesuai dengan jenis kerja yang dilakukan, jenis kecakapan yang dibutuhkan, atau faktor lainnya yang berkaitan dengan kerja. Klasifikasi mempermudah analisis pekerjaan karena klasifikasi  berarti uraian pekerjaan, dan standarkualifikasi yang dibakukan dapat dirumuskan untuk sekumpulan posisi. Klasifikasi pekerjaan adalah ringkasan mutu, sifat, ketrampilan dan latar belakang pribadi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
2.      Metode Mengumpulkan Analisis Pekerjaan
Melakukan analisis pekerjaan biasanya melibatkan gabungan dari seorang spesialis SDM, pekerja, dan penyelia pekerja. Spesialis SDM (manaajer SDM, analis pekerjaan, atau konsultan). Penyelia dan pekerja bisa mengisi kuesioner yang berisi aktivitas bawahanya. Penyelia dan pekerja nantinya bisa menelaah dan mengesahkan kesimpulan analis pekerjaan mengenai aktivitas dan kewajiban pekerjaaan itu.
Metode yang paling populer untuk mengumpulkan data analisis pekerjaan adalah wawancara, kuosioner, observasi, dan diary/catatan laporan.
a.       Wawancara
Para manajer menggunakan tiga jenis wawancara untuk mengumpulkan data analisis pekerjaan, yaitu wawancara individual dengan setiap karyawan, wawancara kelompok dengan sekelompok karyawan yang memiliki pekerjaan sama, dan wawancara dengan satu atau banyak penyelia yang mengetahui pekerjaan tersebut.
Jenis wawancara apapun yang digunakan, penanya harus yakin bahwa orang yang diwawancarai memahami sepenuhnya alasan wawancara, karena ada kecenderungan bahwa wawancara adalah bentuk dari penilaian benar atau salah yang menjadi evaluasi efisiensi.
b.      Kuesioner
Sebelumnya harus menentukan bagaimana struktur kuesioner dan pertanyaan yang digunakan. Setiap karyawan harus mengisi satu dari kemungkinan ratusan kewajiban atau tugas khusus. Orang tersebut diminta untuk menunjukan apakah melaksanakan setiap tugas dan berapa lama waktu yang digunakanya.
Menggunakan kuesioner adalah cara yang cepat dan efisien. Namun, mengembangkan dan mengujinya (dengan meyakinkan pekerja memahami pertanyaanya) bisa menjadi mahal dan memakan waktu.
c.       Observasi
Metode ini berguna untuk pekerjaan yang terdiri dari aktivitas fisik yang dapat diamati (ex.pekerja perakitan dan petugas akunting). Namun tidak sesuai untuk pekrjaan yang membutuhkan banyak aktivitas mental (pengacara, insinyur perancangan) dan bila karyawan hanya sekali-kali terlibat dalam aktivitas penting (seorang juru rawat yang menangani gawat darurat). Masalah yang lain adalah reaktivitas, pekerja berubah perilakunya karena kegiata pengawasan.
Pendekatan yang dilakukan adalah mengamati pekerjaan selama siklus pekerjaan berlangsung dan mencatatnya. Kemudian mengakumulasikan informasi dan hasil wawancara dengan pekerja. Lalu memintanya untuk menjelaskan hal yang tidak dipahami dan aktivitas yang tidak diamati. Pengamatan dan wawancara juga dapat dilakukan secara simultan (bertanya saat pekerja melakukan pekerjaanya).
d.      Catatan Laporan Partisipan
Pendekatan lain adalah dengan menanyakan kepada pekerja untuk menyimpan sebuah catatan laporan tentang aktivitas yang mereka lakukan beserta waktunya. Ini dapat menghasilkan gambaran yang lengkap tentang pekerjaan, khususnya saat ditambahkan wawancara dengan pekerja dan penyelianya. Meskipun karyawan mungkin membesarkan atau mengurangi aktivitas lainnya. Namun, sifat yang rinci dan kronologis dari laporan cenderung untuk mengurangi masalah ini.

3.      Jenis Analisis Pekerjaan
Terdapat dua jenis analisis pekerjaan, yakni; analisis pekerjaan tradisional  (traditional job description) dan analisis pekerjaan yang berorientasikan hasil (results-oriented job description).
a.       Analisis Pekerjaan Tradisional
Model tradisional ini hanya mencari informasi sekitar tiga aspek, yakni:
1)      Tanggungjawab (responsibilities), merinci unit organisasi kepada mana suatu kedudukan harus bertanggungjawab, harus tunduk kepada pengarahan dan bagian pengendalain pelaksanaan.
2)      Kewajiban-kewajiban (duties) umum dari seorang yang sedang memegang suatu kedudukan dan;
3)      Kualifikasi-kualifikasi (qualifications) minimal yang diterima sebagai kelayakan.

b.      Analisis Pekerjaan yang Berorientasikan Hasil
Analisis pekerjaan jenis ini berasumsi bahwa uraian pekerjaan akan menjadi lebih bermanfaat jika uraian pekerjaan tersebut memperjelas harapan-harapan organisasi  kepada para pekerja, dan keterkaitan antara tugas-tugas, standar-standar, kecakapan-kecakapan, dan kualifikasi-kualifikasi minimal. Oleh karena itu, analisis pekerjaan ini memuat keterangan-keterangan yang berkisar pada pernyataan-pernyataan, seperti;
1)      Task  merupakan perilaku-perilaku, kewajiban-kewajiban atau fungsi yang penting bagi suatu pekerjaan.
2)      Conditions merupakan bagaimana sifat dasar pada pekerjaan, atau syarat-syarat yang diperlukan agar pekerjaan itu terlaksana.
3)      Standartds       merupakan harapan-harapan performansi obyektif yang diberikan pada setiap tugas, yang dituangkan menurut ketentuan standar kuantitas, kualitas, atau ketepatan waktu yang benar-benar dikaitkan dengan tujuan organisasi.
4)      SKAs merupakan kecakapan, pengetahuan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas pada standar minimal yang diterima.
5)      Qualifications merupakan pendidikan dan pengalaman serta kualifikasi lain yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa para pekerja mempunyai SKAs yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas.

4.      Menuliskan Deskripsi Pekerjaan
Sebuah deskripsi pekerjaan adalah pernyataan tertulis tentang apa yang harus dilakukan pekerja, bagaimana melakukanya, dan bagaimana kondisi kerjanya. Informasi ini dapat digunakan untuk menuliskan spesifikasi pekerjaan. Hal ini berisi tentang pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan secara memuaskan.
Tidak ada format standar untuk menuliskan deskripsi pekerjaan. Namun, sebagian besar mencakup:
a.       Identifikasi pekerjaan yang berisi beberapa jenis informasi jabatan pekerjaan, tanggal (tanggal deskripsi pekerjaan yang ditulis dan disiapkan untuk mengetahui siapa yang menulis).
b.      Ringkasan pekerjaan yang harus menjelaskan sifat umum pekerjaan itu, dan menyertakan fungsi atau aktifitas utamanya.
c.       Tanggung jawab dan kewajiban yang menyebutkan masing-masing pekerjaan secara terpisah, dan menjelaskanya.
d.      Otoritas dari pemegang jabatan, pada bagian ini juga harus mendefinisikan batas otoritas karyawan untuk suatu pekerjaan.
e.       Standar prestasi dan kondisi kerja. Hal ini menentukan standar yang diharapkan dicapai oleh karyawan dalam setiap deskripsi pekerjaan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya.
f.       Menuliskan Spesifikasi Pekerjaan yang memperlihatkan orang seperti apa yang direkrut dan untuk kualitas seperti apa orang itu harus diuji.